Perjalanan Pasir Hadiah

Sunday 17 July 2011


"Ternyata pasir yang dipakai dalam lomba tersebut adalah pasir kenang2x an yang berisi doa yang kami persembahkan pada perayaan 40 th Imamat pastor loh, dan ternyata orang yang memainkan alat musik tersebut, juga adalah orang yang menyusun pasir hadiah tersebut"


Kejadian tersebut terjadi pada teman2x lingkungan yang tampil dalam perlombaan jingle mewakili paroki. Awal mula alat musik yang dipakai adalah botol yang berisi beras, pada latihan kesekian kali botol tersebut tertinggal entah dimana dan kami meminta pastor pembimbing untuk mengisi botol yang ada dengan beras dari pastoran. Lama dia mencari dan ternyata keluar dengan botol berisi pasir, "beras nya ngak ada", setelah dicoba ternyata bunyi pasir juga menarik kok, dan akhirnya sang pasirlah yang mengantar teman2x berlomba di semifinal dan final, akhirnya didapatlah juara 2. Asal usul pasir tersebut kami ketahui saat kami berkumpul kembali untuk merayakannya, pastor pembimbing kami bercerita kalau pasir tersebut dia ambil dari antara hadiah persembahan lingkungan pada perayaan 40 th imamat pastor paroki kami, ketua lingkungan langsung berkata "itu pasir hadiah dari lingkungan kami loh, dan orang yang menyusun pasir tersebut adalah orang yang memainkannya saat lomba"
Pasir tersebut adalah bagian dari hadiah lingkungan yang disertai doa yang dipersembahkan pada perayaan 40 th imamat, pasir yang sama yang menemani teman2x dalam perlombaan, pasir yang disertai doa, pasir hiasan yang dibuat dengan sepenuh hati ternyata kembali di pakai oleh yang membuatnya untuk hal lain yang juga berharga, suatu kesempatan dalam kebersamaan, mengikuti suatu perlombaan yang makin mendekatkan mudika lingkungan dan menambah pengalaman. Sungguh suatu hal kecil yang menggembirakan untuk diketahui, pasir hias yang berisi doa tersebut dapat berguna dan menimbulkan kenangan indah yang tidak terlupakan.

Just Refleksi

Saturday 9 July 2011
Beberapa bulan ini, setelah terlibat dalam suatu acara.
Mencoba merefleksikan beberapa pertanyaan, antara lain :
1. Sebegitu pentingkah suatu gelar kemenangan dan piala bila dibandingkan dengan kebersamaan ?
2. Apakah sebegitu pentingnya mendapatkan kemenangan, walaupun akibatnya menimbulkan permusuhan ?
3. Sebegitu sulitkah mengakui orang lain atau kelompok lain lebih baik dan memang pantas mendapatkan gelar juara tersebut ?
4. Suatu perlombaan yang diikuti tanpa dibebani keharusan untuk menjadi seorang pemenang tapi diikuti karena keinginan untuk berpartisipasi dan memberikan yang terbaik yang dipunya, lebih menghasilkan sesuatu yang baik.
5. Niat untuk memenangkan suatu kompetisi sebagai target, baik agar memacu kita giat berlatih. Tapi bila Kemenangan itu sendiri menjadi suatu tujuan yang dipaksakan untuk harus diwujudkan dengan cara apapun, bukankah hal tersebut menjadikan kemenangan yang didapat sia2x ?
6. Janji dan kesanggupan melakukan sesuatu hendaknya dipikirkan dengan baik saat seseorang mengatakannya, jangan karena tidak mau menimbulkan keributan maka segalanya dikatakan sudah beres, sudah ok dan sudah dapat ditangani dengan baik. Karena lebih baik tidak menjanjikan kesanggupan yang indah di awal tapi pada kenyataannya mengecewakan.
7. Tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan hendaknya dilakukan sebaik mungkin, dengan siapapun hal tersebut berhubungan, dengan musuh kita sekalipun.
8. Apakah lebih baik menutup mata pada semua kekacauan yang terjadi, ataukah lebih baik mencoba membantu memperbaiki dengan resiko menjadi orang yang tidak disukai karena dianggap mencampuri ?
9. Apakah lebih baik tidak peduli pada sesuatu yang kita tahu hal tersebut belum selesai ?
10. Apakah lebih baik menutup mulut untuk mengingatkan daripada dianggap cerewet ?
11. Hal positif dari segalanya adalah melatih kesabaran dan dapat lebih mengenal siapa saja yang dapat saya percaya dengan apa yang dikatakan dan kesanggupan mengerjakan apa yang dia katakan.
Semua ini hanya suatu refleksi pribadi . . . . . . .

God's Plan 4 My Life is Simple

Monday 30 May 2011


Dibalik suatu peristiwa dan kejadian, baik maupun buruk, menggembirakan maupun menyedihkan, pasti ada sesuatu yang kita dapatkan untuk pertumbuhan kita. Beberapa hari ini, ada kejadian yang membuatku kembali teringat akan hal tersebut. Aku mencoba kembali melihat masa lalu, agar keyakinan bahwa apapun yang terjadi pasti ada maknanya.

Kembali teringat masa kecil, dimana aku harus mampu beradaptasi di daerah baru dan budaya yang baru. Waktu itu aku hanya berpikir, kenapa sih harus pindah, tapi sekarang karena proses itulah aku mendapat banyak pengalaman.

Di saat aku gagal masuk sekolah yang aku inginkan, terdampar di sekolah baru, dengan suasana yang asing, yang pernah membuatku bertekad meminta pindah pada semester berikutnya. Tapi justru di sekolah itulah, aku mendapat kesempatan mengenal kesenangan mempelajari banyak hal, kesempatan berperan dalam berbagai organisasi, yang belum tentu aku dapatkan bila aku masuk ke sekolah yang dulu aku inginkan.

Saat SMA, saat-saat aku tidak dapat beraktifitas dengan leluasa karena asma yang
sangat mengganggu, saat-saat dimana mimpi dan rencana yang aku ingin jalankan harus kandas karena keterbatasan kesehatan, tapi disaat itulah kecintaan aku akan buku tumbuh dengan pesat, hampir semua jenis dan ragam buku aku lahap demi mengusir kebosanan, membunuh waktu saat tubuh ini tidak mampu beraktifitas. Dari bukulah aku dapat merasakan dan melihat hal-hal yang luar biasa. Saat-saat aktifitas luar yang dulu sangat sering kulakukan menjadi hal yang susah untuk dilakukan, saat itulah aku berkenalan dengan banyak pengetahuan dan aktifitas lain yang ternyata tidak kalah menariknya. Bertemu teman-teman baru dalam aktifitas baru, sangat menyenangkan.

Kuliah di jurusan pilihan kedua, yang awalnya sempat membuatku kecewa, ternyata justru apa yang aku dapatkan lebih sesuai dan menyenangkan. Bertemu teman-teman baru yang kuliah dengan tujuan cepat bekerja atau bahkan sambil bekerja, teman-teman lintas agama dan daerah. disitulah aku belajar agar dapat lebih mengenal dan bertoleransi.

Saat-saat kuliah lanjutan di kelas karyawan, di kampus baru yang sangat berbeda dari kampus saat aku D3, aku jumpai teman-teman yang serius mempersiapkan tujuan hidup mereka, walaupun awalnya aku kecewa dengan sistem yang tidak baik, tapi dari kekacauan tersebut aku belajar mengatasi berbagai hambatan yang membuatku siap saat bekerja. Saat penjurusan akhir aku coba mewujudkan idealisme dengan memilih mata kuliah sesuai minat, disitu aku bertemu dengan dosen-dosen dan teman-teman kelas yang membuatku kagum, mereka berani mengambil topik yang baru, berbeda dan menantang dan menunjukkan kerja keras mereka. Sungguh kelas materi yang "Kenapa Harus Takut Bila Berbeda ?" Di kelas ini aku belajar banyak hal dari mereka yang berusaha melakukan bukan sekedar demi nilai tapi demi proses dan pengetahuan sesungguhnya.

Di saat menunggu pekerjaan yang tidak kunjung datang, aku berkesempatan ikut suatu acara yang kembali mempertemukan aku dengan orang-orang yang berkomitmen pada apa yang mereka lakukan. Saat bekerja, aku belajar melatih kesabaran menghadapi banyak orang yang seringkali membuat geram dengan tingkah mereka. Tapi disitu aku belajar "bahwa setiap orang diciptakan Tuhan sangat unik", disitu aku belajar "tirulah hal positif nya saja, setiap orang punya hal tersebut, walaupun dia musuh mu sendiri"

Saat ini, ditengah kejenuhan dan kesibukan serta masalah. Aku yakin rencana Tuhan akan indah pada waktu-Nya. Semoga aku tidak kalah oleh rasa jenuh dan putus asa, smoga cobaan yang diberikan padaku dapat kutanggung di dalam Dia, Tuhan yang selalu menopangku. s'moga Tuhan memberi kekuatan dan kebijaksanaan untuk melihat sisi positif dari segalanya, dan menjadikanku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah bagi apapun yang terjadi pada diriku dan sekelilingku. Smoga setiap peristiwa dan perjumpaan, menjadikanku dewasa dan bertumbuh dalam Dia, sehingga bila saat-Nya tiba nanti aku berkenan, walau hanya duduk di teras rumah Tuhan.

"Menjadi OK, maka melayani akan menjadi mudah"

Friday 27 May 2011
Kata-kata tersebut merupakan permenungan dari seorang pastor, pada suatu rapat di gereja ku. Di saat semangat melayani menurun, permenungan tersebut, bila di refleksikan dengan hati, akan sangat membantu dalam memperbaharui semangat melayani.

Menjadi OK dengan DIRI SENDIRI
Tanda-tanda kita TIDAK OK adalah kita seringkali mengatakan "saya baik-baik saja", tidak dapat menerima keadaan diri, selalu khawatir, melampiaskan amarah terhadap barang, meniru orang lain (cara berbicara, cara menyapa, dll) tidak menampilkan diri apa adanya.


Kita semua diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan, tapi hal tersebut yang menjadikan kita unik, sesuai dengan gambar Allah, ada orang yang menganggap keunikan tersebut sesuatu yang memalukan, berarti kita malu donk dengan apa yang Allah ciptakan, padahal Allah mencipta sesuai dengan gambaran-Nya. Ungkapan tidak kenal maka tidak sayang juga seharusnya berlaku bagi diri kita sendiri. Kenali dirimu, setiap keunikan adalah permata yang akan bersinar bila di asah. Banyak orang bila diminta bercerita mengenai pengalaman buruk akan mudah dilakukan tapi sulit menceritakan pengalaman menyenangkan, itu juga salah satu tanda tidak dapat menerima keadaan diri. Dalam berdoa, seorang anak kecil lebih mudah mengungkapkan kata-kata, karena mereka polos, hanya menjadi diri sendiri. Orang yang tidak menutupi dirinya tidak akan berusaha menyenangkan orang lain, dia akan mengatakan kebenaran.



Menjadi OK dengan Tuhan
Seringkali dalam berdoa kita meminta tapi tidak merasa benar-benar membutuhkan. MAZMUR 107 : Tuhan selalu menjawab apapun yg kita mohon, tapi dengan cara-Nya, tapi seringkali kita memohon agar dikabulkan dengan cara kita, kemauan kita. Jadilah seperti anak kecil yang memohon dengan tulus, dengan kata-kata yang keluar dari hati. Berhenti lari dari Tuhan, mulailah berdoa bukan sekedar meminta tapi benar-benar berkomunikasi dengan Tuhan.

Hal yang sering terjadi dalam pelayanan adalah kata-kata "saya sudah cape bertugas", yang biasa datang , ya yang sudah biasa; segala sesuatu dianggap sudah berjalan dengan baik, walaupun di belakang, gerutuan dan rasa tidak puas bergema, tapi tidak ada yang berani mengatakan. Saat sesuatu yg berkobar dalam melayani semakin redup, mungkin karena banyak kejadian buruk dalam melayani, secara terus menerus. Dari cerita Ayub, kita dapati ayub dicobai terus menerus sampai batasnya dan kita dapat belajar darinya.

Kekeringan rohani, kebosanan : saat dimana pelayanan menjadi sesuatu beban, cobalah mencari Tuhan, jangan pernah berhenti mencari. Sediakan waktu 15 menit dari 24 jam yang kita miliki untuk benar-benar berkomunikasi dan berteman dengan Tuhan.

"aku mencari Tuhan dimana-mana tapi tidak kudapati, tapi aku lupa mencari Tuhan di dalam diriku sendiri"

-St. Agustinus"



Menjadi OK dengan Sesama

Jangan berpikir terlalu panjang, tdk akan terjadi krn terlalu banyak perhitungan dan diskusi.

Pelayanan jangan terlalu banyak berpikir panjang, lakukan saja segera, sebelum terlambat,

Pelayanan bukan tugas tapi suatu tanggung jawab yg muncul dr belas kasihan, mudah tergerak dan berbuat sesuatu.

Beda tugas dgn panggilan -- tugas membuat kita lelah, tdk ada pilihan.

Rasa memiliki gereja, rasa memiliki umat, bukan milik pst paroki, kita semua di undang untuk menjadi gembala, bukan domba. Mulai dgn berdamai dgn diri sendiri, dgn Tuhan,baru kita dpt berdamai dgn sesama. Disiplin untuk DOA, DEVOSI pribadi, kl doa bersama itu mudah, yg sulit disiplin pribadi.

Untuk disiplin jangan tawar menawar. Jangan tergantung pd pujian org, hsl yg kelihatan oleh org lain tp mulai dr rasa tanggungjawab, rasa belas kasihan, jangan tergantung apa kata org, apapun hasilnya, apapun penilaian org, saya masih mau melakukan semua ini, saya masih mau dipakai, teruslah mencari dalam pelayanan.

BONI System : belajar untuk mencari partner, jangan melakukan sendirian, tdk boleh sendiri, carilah partner dalam hal religius, agar saling mengingatkan akan tugas dan tanggungjawabnya. Berjanji tdk akan tersinggung bila diingatkan, agar panggilan kita tetap

Keberanian untuk berdamai : dgn diri sendiri, Tuhan dan orang lain.

-hati2x bila tdk mau diganti, hanya mau mengerjakan apa yg disukai (Berdamai dgn diri sendiri)

-hati2x bila merasa dpt melakukan sendiri, tdk punya belas kasihan, berdoa secara pribadi (Berdamai dgn Tuhan)

-hati2x bila terlalu banyak menunda, terlalu byk menilai org lain/tugas org lain (Berdamai dgn sesama)



Saatnya Merenung

Tuesday 24 May 2011


Hari ini, suatu peristiwa, bukan hal baru lagi,
dan sepertinya menjadi hal yang wajar
sekarang ini untuk dilakukan.
Sesuatu yang sangat menyedihkan.

Peristiwa yang membuatku mencoba merenung

"Untuk apa kita ada di dunia ini ?
Hanya untuk menghabiskan 60 th masa hidup kita ?"
"Apakah ras, agama membuat kita harus dibedakan ?
Emang orang bisa milih lahir sebagai ras dan agama apa ?"
Kalau kita punya hak untuk memilih sebelum dilahirkan, mungkin banyak yang akan memilih untuk tidak pernah dilahirkan.
"Saat dipanggil menghadap Sang Pencipta,bukankah akan ada pertanggungjawaban atas apapun yang kita lakukan selama hidup ini ?
Kenapa masih banyak, bahkan mungkin sangat banyak dan semakin bertambah banyak orang yang berpikir hanya untuk kesenangan diri sendiri, di atas penderitaan orang lain ?"
"Apakah atribut agama lebih penting dari hati dan tingkah laku ?
Bukankah seharusnya berani memakai atribut agama, juga diiringi dengan tingkah laku yang seharusnya, ataukah itu semua hanya topeng ?"
"Dimana letak kebanggaan akan suatu profesi yang telah kita pilih, untuk kita jalani dan kita perankan di dunia ini ?
Mungkinkah (dan sepertinya memang sudah terjadi) idealisme akan semakin tersingkirkan dari dunia ini ?"
"Dengan berbagai bencana yang terjadi, kenapa tidak muncul solidaritas dan simpati yang diwujudnyatakan dalam perbuatan ?
Tidakkah bencana yang silih berganti diberitakan, mampu mengingatkan kita, harta dunia ini bahkan nyawa yang hanya dititipkan, dalam sekejap bisa hilang tanpa bekas, bahkan sebelum kita sadar, apalagi sempat meminta maaf pada Sang Pencipta ?

Haruskah aku ikuti hal yang berlaku umum ?
Kenapa harus takut berbeda ?
Memangnya ntar saat dipanggil Sang Pencipta bisa rame2x ya ?
Masih banyak hal yang perlu aku renungkan,
s'moga tidak berhenti dalam renungan tapi dapat dilakukan.
Mungkin idealisme sudah basi, tapi aku masih cinta kok.

No judging, no teasing, no teaching.
JUST reflection

Mendekatkan yang Jauh, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Menjauhkan yang Dekat

Sunday 22 May 2011

Hari ini dalam pertemuan untuk persiapan suatu kegiatan sehubungan
dengan Hari Komunikasi seDunia ke-45 yang jatuh pada tanggal 5 Juni,
kami melihat Film pendek tentang bagaimana komunikasi di era sekarang ini,
digambarkan ilustrasi pertemanan beberapa orang dari beberapa daerah
yang berjauhan tapi dapat dekat dan melakukan sesuatu bagi korban merapi,
digambarkan penggunaan teknologi untuk kebaikan sesama.
Selain itu pula diperlihatkan sekilas dampak negatif teknologi tersebut,
seperti korban penipuan akibat pertemanan di dunia maya.
Dalam penjelasan, dihimbau untuk menggunakan alat komunikasi
dengan bijak,agar komunitas semakin dekat tapi tidak lantas
merenggangkan komunitas nyata di sekitar kita.
Pada awal ada ilustrasi di mana suatu keluarga, duduk di meja makan,
tetapi sibuk dengan perangkat digital masing-masing.
Sering juga kita jumpai seseorang berjalan sendiri, tersenyum sendiri,
"autis" sendiri memandang hp nya, sedangkan seorang keluarga,
teman sedang kesusahan dan butuh tempat curhat sedang ada di sebelahnya.
Contoh ekstrem seseorang bisa marah-marah bila hp nya terselip
tapi tidak sadar anak nya hilang,
nah loh !!!! hp-mu lebih penting dari anakmu ????
Dalam rangka Hari Komunikasi Sosial,
marilah kita lebih bijak dalam memanfatkan
berbagai media tersebut,
jangan sampai kita yang diperalat oleh media.

19.05.11

Thursday 19 May 2011

Hari ini kuterima sebuah kabar,
seorang teman tiba dipersimpangan jalan,
saatnya bagi dia untuk memilih,
meneruskan jalan yang selama ini dia lalui
atau memilih jalan alternatif.
Ketika ku tanya mengapa,

ternyata kepenatan lah penyebabnya.
s'moga melalui permenungan
dia kembali meneruskan jalannya.

Ayo semangat teman,
engkau tidak melangkah sendiri,

Yesus selalu menemani.
Bila kau rasa Salib mu berat,
biarkan Yesus membantu mu
.
S'moga esok kuterima kabar gembira,
engkau tetap pada jalanmu.

Smile Please

Wednesday 18 May 2011

Hari ini, cuaca cerah, langit biru, angin berhembus lembut. Blimp berjalan pelan di udara melamun, merenung tiba-tiba langit menangis "kenapa???" tanya Blimp pada sang langit. "menetes begitu saja, tanpa sebab" jawab sang langit.

Kadang airmata kita turun tiba-tiba
mungkinkah itu perasaan terdalam kita ??
Menangislah, bila hal itu membuat perasaanmu lega,
tapi jangan habiskan waktumu untuk menangis,
ada waktu nya untuk melegakan perasaanmu dengan menangis,
tapi jangan tenggelam dalam tangis itu,
jangan sia-siakan waktumu,
banyak hal yang dapat kamu lakukan
Jangan berlama-lama bermuram dan bersedih,
senyumlah . . . . . . .
dengan senyum segalanya akan menjadi lebih ringan

You'll Never Walk Alone

Saturday 14 May 2011


"Berusahalah mengerjakan hal yang
kau yakini benar
dan berharga untuk dikerjakan,

bukan untuk siapa-siapa,
bukan karena siapa-siapa,

tempuhlah jalan
yang kau yakini
yang telah kau pilih sendiri"

Kata-kata yang sangat ingin kurealisasikan,
di jaman ini, di negara ini,
di saat ini
mungkin apa yang ingin kulakukan,
hanyalah mimpi konyol,
haruskah aku menjalani semua ini
demi perasaan orang-orang yang aku sayangi.
Kadang, aku ingin lari dari semua ini,

di saat sendiri di kamar, sering ku berandai,

tidak lahir di jaman ini,
Bukan aku menyesali dan tidak bersyukur,
saat ini berkat Tuhan sangat berlimpah
atas hidupku ini,tak sepantasnya aku mengeluh.

"Manusia tidak pernah puas"
kata itu sangat benar sekali.
Maaf kan aku Tuhan, selalu mengeluh,
Engkau begitu baik bagi ku,
Mampukan aku menjalani semua ini,
bukan untuk kepuasan perasaan pribadi,
tapi demi kebahagiaan orang2x yang aku cintai.
Bantu aku menjalani semua ini dengan senyum,
dengan hati yang lapang,
aku tau perjalanan ini tidak kulalui seorang diri,
ada Engkau yang selalu di samping ku,
di saat2x terberat Kau akan menggendong ku,
di sekelilingku, Kau kirim teman dan sahabat
yang selalu menyemangati.

Selamat malam Tuhan,
biarlah keluh kesah dan tangis ini,
hanya untuk malam ini saja, jaga aku dalam tidurku,
s'moga besok pagi,
saat aku bangun dan mulai beraktivitas,
hati ku dapat kembali tersenyum
dan membagi setitik senyum bagi sesama.

Bandung, 14 Mei 2011

“God grant me the serenity
to accept the things I cannot change,
the courage to change the things I can,
and the wisdom to know the difference.”


Monday 9 May 2011


Untuk seorang teman . . . . . . .


Ketika suatu masalah dan cobaan datang bertubi-tubi,
rasa sakit dan lelah yang menerjang di saat istirahat tak mungkin dilakukan,
timbul keinginan dari hati terdalam untuk memperpendek "kontrak" di dunia ini,
perasaan lelah untuk melakukan apapun dan ingin menyerah,
merasa "tidak ada artinya kehadiran-ku" di sini,
merasa hidup ini sangat melelahkan dan ingin lari menghindar

Ingatlah engkau tidak sendiri, ada Tuhan,
sahabat yang meski kau acuhkan tapi tetap setia

banyak orang di dunia ini
yang menangis minta perpanjangan "kontrak" tapi "ditolak"


Cobalah ambil selembar kertas,
tulislah hadiah,
sekecil apapun yang telah Tuhan berikan padamu
. . . . . . . tubuh yang sempurna, tanpa cacat
. . . . . . . rumah tempat berteduh
. . . . . . . pengorbanan Tuhan menebus kita
. . . . . . . matahari yang membuat mawar berbunga dengan indah
. . . . . . . hujan yang membuat sejuk
. . . . . . . (teruskan sendiri ya ^___^)

Bila engkau merasa diri bukan siapa-siapa,
cobalah berbuat bagi sesama,

tidak perlu sesuatu yang besar,
cukup sapalah teman, tetangga, pembantu
. . . . . . . berikan senyuman termanis-mu


Yakinlah bila semua orang pergi meninggalkanmu,
Tuhan selalu ada
. . . . . . .
. . . . . . . pundak-Nya selalu siap menjadi tempat bersandar
. . . . . . . telinga-Nya selalu siap mendengar keluh kesahmu
. . . . . . . tangan-Nya selalu siap menuntun langkahmu

Jadi jangan pernah merasa sendiri,
Tuhan selalu menyertaimu, membantumu

Masalah dan cobaan yang Dia biarkan datang pada kita,
tidak akan melebihi kekuatan kita,

dengan masalah tersebut Tuhan ingin kita menjadi lebih kuat.
Seperti bejana yang di tempa dan di bakar,
agar menjadi suatu yang indah

demikian juga kita, ditempa dengan masalah,
agar bila tiba saatnya,
kita layak dan pantas bersama-Nya.
Tengadahkan kepalamu, lihat sekelilingmu,
mulailah hari dengan senyum.

Ayo semangat, "kontrakmu" di dunia ini, isilah sebaik mungkin,
agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
GBU


Bandung, 10 Mei 2011


20.04.11

Wednesday 20 April 2011


Sebuah agenda biru, kenangan semasa kuliah.
Kata2x disamping kutemukan tertulis di halaman depan,
perlahan kubaca dan berbagai kenangan muncul melintas.
Dulu kata2x tersebut selalu menemani hari2x ku,
s'moga saat ini, saat sang waktu terasa berlari meninggalkan-ku
kata2x tersebut menjadi kekuatan dalam setiap langkah hidupku
agar pada akhirnya, tidak ada penyesalan.
Hari2x ini berlari kencang bagai perlombaan,
ingin rasanya menepi, duduk dibangku penonton.
Mengambil waktu sejenak, menyepi dari keriuhan, mendengar suara alam.
Ingin berhenti mewarnai dunia, beristirahat barang sejenak dalam "diam & merenung"
sebab kadang-kadang aku pun rindu
untuk sedikit warna akan "ketidakpedulian".



Looking for The Sky

Wednesday 23 March 2011

Jenuh dengan rutinitas. . . . . .
Ingin sejenak menyepi

Menutup telinga dan mata dari keruwetan kota
Ingin berteriak menyuarakan KAMI BOSAN
segalanya terasa HAMPA . . . . . . .
apa yang kami kerjakan serasa tidak bermakna

Ingin menyepi menikmati alam, menyusuri jalan
menikmati udara segar pegunungan

berdiam diri . . . . . . . refleksi diri dan hati
Merenung, mendengarkan keriuhan alam
Mencari birunya langit dan hijaunya daun
mengisi spirit yang hampir padam ditelan kejenuhan
mencari wajah-Mu melalui perjalanan singkat,
mencari panggilan yang harus dijalani

S'moga perjalanan esok mengembalikan spirit kami.

Dari Seorang Sahabat

Monday 21 March 2011
Ketika hatiku tiba di persimpangan jalan
seorang sahabat menulis :


Dari sudut kita,
tak satu orang pun layak dan pantas
bagi Tuhan yang Tak Terhingga.
Tapi bagi Allah,
manusia yang hidup di got-got kehidupan bagaikan tikus pun
tetap mulia dan berharga.
Dalam banyak perkara,
kesucian dan kepantasan yang hendak kuraih ,
ternyata sangat jauh dari ideal.
Mungkin dari sudutku minus.
Banyak umat Allah yang lebih suci dan pantas dariku.
Namun kerapuhan diri tetap diakui olehNya,
kelemahan jasmani tetap dicintaiNya juga.
Itulah Allah kita.
Panggilan sekecil apapun tetaplah panggilan.
Apapun motivasinya, murni atau tidak.
Carilah waktu untuk merenung
Sekedar untuk mencari panggilan nurani.

Jernihkan hati, mekarkan nurani.
Gapai keselamatan yang datang dari Allah.


Trims,
Untukmu sahabat dan kakak ku
Doa dan nasehatmu dari tempat yang jauh selalu menjadi kekuatan bagiku,
S'moga Tuhan selalu menyertai pelayanan dan kehidupanmu.

14.03.11

Monday 14 March 2011
Hari ini pk. 15.00 sesuai janji aku menemani temanku berkunjung ke salah satu biara
Kami disambut dengan sangat ramah oleh seorang suster yang ternyata sudah mendengar
cukup banyak tentang kami dari pastor.
Banyak hal yang suster ceritakan pada kami, tentang panggilan dan pergulatannya.
Temanku dengan niatnya yang teguh, cukup banyak bertanya.
Aku, masih banyak keraguan, hanya diam, menyimak
Kami diajak berkeliling dan berkenalan dengan beberapa suster sepuh yang sedang
menghabiskan waktu siang dengan merajut dan menyulam.
Kami pulang dengan banyak hal yang harus direnungkan,
agar apapun yang kami putuskan tidak kami sesali nanti.
Dan apapun bentuk panggilan itu, biarlah sesuai dengan jalan cerita yang Tuhan inginkan.

13.03.11

Sunday 13 March 2011
Pagi ini pk 06.00 alarm hp-ku berbunyi,
memanggil, mengingatkan 'Ayo waktunya bangun dan bersiap untuk misa pagi'
Rasa kantuk dan lelah kemarin masih belum terbayar
'Tapi dalam masa pantang ini, NIAT harus dijalani dengan sepenuh hati'
Apa yang ku dapat hari ini semua tentang godaan2x dalam puasa dan pantang
Dimulai dari bacaan Injil hari ini dimana Yesus menolak dengan tegas godaan2x setan,
Rapat Legio junior hari ini, alukusio dari frater tentang godaan2x dalam pantang yang kita lakukan,
Principiis Obsta! "Tolaklah pada langkah awal" renungan Oase Rohani - Ziarah Batin Orang Muda.
Semua mengajarkan kepada kita untuk menolak dengan tegas godaan2x tersebut, tidak ada negosiasi. S'moga dalam masa pantang ini dapat kulalui dengan sepenuh hati.

Tadi sore pk 18.00, seorang teman menelpon aku untuk rencana dia bertemu seorang sr.
Akhirnya kuberanikan diri untuk berjanji menemaninya besok.
Hanya ingin mendengar dan sedikit bertanya.
Panggilanku, apapun bentuknya, masihlah belum jelas bagiku.
Di masa ini, ku coba memulai dengan niat memperbaiki dulu kehidupan doaku
Apapun jalan yang Tuhan mau aku jalani nanti, aku ingin menjalani nya tanpa sesal dan dengan komitmen untuk melakukan yang terbaik.
S'moga apapun cerita yang terjadi besok adalah yang terbaik.

12.03.11

Friday 11 March 2011
Tertawa . . . . . . . berarti bahagia ?
Menangis . . . . . . . berarti sedih ?

she is lucky girls . . . . . . . dia punya segala nya, PANTAS saja senyum tidak pernah lepas dari bibirnya, PANTAS saja tawanya terdengar lepas tanpa beban. . . . . . . benarkah itu kawan ?

Bukankah bagaimana kita menjalani hidup itu merupakan pilihan yang bebas.
Haruskah mengeluh sedangkan di luar sana masih banyak orang yang keadaannya lebih memprihatinkan tapi masih dapat bersyukur.
Menjalani hidup dengan memandang segala hal dari berbagai sisi sehingga dapat menemukan sisi positif sesuatu sehancur apapun itu.

Setiap orang punya salib yang harus dipikul dalam ziarah panjang hidup ini.
Jangan pernah iri pada orang yang selalu tertawa lepas seolah tanpa beban
dan men-judge "enak sekali kehidupanmu, kamu diberkati"
Setiap orang dalam ziarah panjang, memikul salibnya masing2x
Terasa berat atau tidak, itu pilihan kita dalam merasakannya.
Seberat apapun yang dikerjakan, bila dilakukan dengan senang hati,
maka beban itu sudah berkurang.
Lagipula ada TEMAN yang selalu mau berjalan disisi kita untuk memanggul Salib bersama, bahkan di saat Salib terasa sangat berat, DIA bersedia menggendong kita dan salib itu.

Tuhan,
Ajar aku selalu bersyukur atas apa yang aku punya dan tidak sekarang ini.
Ajar aku untuk selalu percaya rencana-Mu selalu indah pada waktu-Mu.
Ajar aku untuk lebih sering meminta pendapat-Mu dalam setiap pilihan hidupku,
agar tiada sesal saat menengok jejak kaki masa lalu.
Ajar aku mengerti setiap ciptaan-Mu adalah baik dan unik
Ajar aku mengerti setiap rencana-Mu baik bagiku

Jalan di depan begitu gelap, Tuntun aku Tuhan dengan nyala lilin-Mu agar tidak salah jalanku.

Bandung, 12 Maret 2011, 1.01 AM

Langkah Pertama

Memory, suatu ingatan . . . . . . .
tentang hal yang baik, buruk, menyenangkan, menyedihkan . . . . .

Seiring waktu, sedikit demi sedikit memudar. . . . . . .
Memulai langkah pertama, mencoba menuangkan dalam rangkaian kata,
biarlah kenangan indah selalu dapat dibaca kembali 
sebagai pembangkit semangat dikala duka
biarlah kenangan sedih dan kegagalan menjadi pengingat 
agar tidak terulang kebodohan yang sama
s'moga langkah pertama ini diikuti langkah selanjutnya